rsud-cilacapkab.org

Loading

tangan di infus di rumah sakit

tangan di infus di rumah sakit

Tangan di Infus di Rumah Sakit: Memahami Prosedur, Manfaat, Risiko, dan Perawatan

Infus intravena (IV), atau lebih umum dikenal sebagai infus, adalah prosedur medis yang umum dilakukan di rumah sakit. Prosedur ini melibatkan penyisipan kateter kecil ke dalam pembuluh darah, biasanya di tangan atau lengan, untuk memberikan cairan, obat-obatan, atau nutrisi langsung ke aliran darah. Kehadiran infus di tangan pasien di rumah sakit seringkali menjadi pemandangan yang familiar, namun penting untuk memahami alasan di balik penggunaannya, prosedur yang terlibat, manfaat yang ditawarkan, potensi risiko, dan perawatan yang diperlukan.

Mengapa Infus Digunakan di Rumah Sakit?

Infus digunakan untuk berbagai alasan di lingkungan rumah sakit, meliputi:

  • Rehidrasi: Infus adalah cara yang efektif untuk mengganti cairan yang hilang akibat dehidrasi, baik karena muntah, diare, demam, atau kondisi medis lainnya. Larutan elektrolit seperti NaCl (natrium klorida) dan Ringer Laktat sering digunakan untuk tujuan ini.

  • Pemberian Obat: Banyak obat, termasuk antibiotik, analgesik (penghilang rasa sakit), kemoterapi, dan obat-obatan kardiovaskular, dapat diberikan melalui infus. Pemberian IV memastikan obat mencapai aliran darah dengan cepat dan memberikan efek terapeutik yang lebih cepat dibandingkan dengan pemberian oral.

  • Pemberian Nutrisi: Pasien yang tidak dapat makan atau menyerap nutrisi secara oral mungkin membutuhkan nutrisi parenteral total (TPN), yang diberikan melalui infus. TPN mengandung semua nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

  • Transfusi Darah: Infus digunakan untuk mentransfusikan darah atau komponen darah, seperti sel darah merah, trombosit, atau plasma, kepada pasien yang mengalami kehilangan darah atau memiliki gangguan darah.

  • Pemberian Produk Darah Lainnya: Selain transfusi darah utuh, infus digunakan untuk memberikan produk darah lainnya seperti imunoglobulin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh atau albumin untuk meningkatkan volume darah.

  • Pemberian Kontras untuk Pencitraan: Beberapa prosedur pencitraan medis, seperti CT scan dan MRI, memerlukan pemberian zat kontras melalui infus untuk meningkatkan visualisasi organ dan jaringan.

  • Mengelola Elektrolit: Infus membantu mengelola kadar elektrolit dalam tubuh. Kondisi seperti hipokalemia (kadar kalium rendah) atau hipernatremia (kadar natrium tinggi) dapat dikoreksi dengan infus yang mengandung elektrolit yang sesuai.

  • Pemberian Anestesi: Selama operasi, infus digunakan untuk memberikan obat anestesi dan obat-obatan lain yang diperlukan untuk menjaga pasien dalam keadaan tidak sadar dan bebas rasa sakit.

Prosedur Pemasangan Infus di Tangan

Pemasangan infus adalah prosedur steril yang dilakukan oleh perawat atau dokter terlatih. Prosedurnya melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Persiapan: Petugas kesehatan akan menjelaskan prosedur kepada pasien dan menjawab pertanyaan apa pun. Mereka kemudian akan mengumpulkan semua peralatan yang diperlukan, termasuk kateter IV, selang infus, cairan infus, kapas alkohol, tourniquet, plester, dan sarung tangan steril.

  2. Pemilihan Lokasi: Petugas kesehatan akan memeriksa tangan dan lengan pasien untuk menemukan pembuluh darah yang cocok. Pembuluh darah di bagian dorsal tangan (punggung tangan) atau bagian volar lengan (bagian dalam lengan) sering digunakan. Hindari area dengan tanda-tanda infeksi, peradangan, atau kerusakan.

  3. Persiapan Kulit: Setelah lokasi dipilih, kulit akan dibersihkan dengan kapas alkohol dan dibiarkan mengering. Ini membantu mengurangi risiko infeksi.

  4. Pemasangan Tourniquet: Tourniquet dipasang di atas lokasi yang dipilih untuk memperbesar pembuluh darah dan membuatnya lebih mudah dilihat dan diraba.

  5. Penyisipan Kateter: Petugas kesehatan akan memasukkan kateter IV ke dalam pembuluh darah dengan sudut yang kecil. Setelah darah terlihat di dalam kateter, jarum akan ditarik dan kateter fleksibel akan didorong lebih jauh ke dalam pembuluh darah.

  6. Fiksasi Kateter: Tourniquet dilepas dan kateter difiksasi ke kulit dengan plester. Selang infus kemudian dihubungkan ke kateter dan aliran cairan infus dimulai.

  7. Pemantauan: Petugas kesehatan akan memantau lokasi infus untuk tanda-tanda komplikasi, seperti pembengkakan, kemerahan, atau nyeri. Mereka juga akan memantau aliran cairan infus untuk memastikan berjalan dengan lancar.

Manfaat Infus di Rumah Sakit

Infus menawarkan beberapa manfaat penting di lingkungan rumah sakit:

  • Pemberian Obat Cepat dan Efektif: Infus memungkinkan obat mencapai aliran darah dengan cepat, memberikan efek terapeutik yang lebih cepat dibandingkan dengan rute pemberian lain.

  • Kontrol Dosis yang Tepat: Infus memungkinkan pemberian dosis obat yang tepat dan terkontrol, yang penting untuk obat-obatan dengan jendela terapeutik yang sempit.

  • Rehidrasi yang Efisien: Infus adalah cara yang efektif untuk mengganti cairan yang hilang akibat dehidrasi, membantu memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

  • Pemberian Nutrisi Langsung: Infus memungkinkan pemberian nutrisi langsung ke aliran darah bagi pasien yang tidak dapat makan atau menyerap nutrisi secara oral.

  • Kemudahan Pemberian Obat Berkelanjutan: Infus memungkinkan pemberian obat secara berkelanjutan selama periode waktu yang lama, yang penting untuk obat-obatan yang perlu diberikan secara teratur.

Risiko dan Komplikasi Infus

Meskipun umumnya aman, infus dapat menimbulkan beberapa risiko dan komplikasi, meliputi:

  • Infeksi: Infeksi di lokasi infus adalah komplikasi yang umum. Penting untuk menjaga lokasi infus tetap bersih dan kering untuk mengurangi risiko infeksi.

  • Radang urat darah: Phlebitis adalah peradangan pada pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan di sekitar lokasi infus.

  • Infiltrasi: Infiltrasi terjadi ketika cairan infus bocor ke jaringan di sekitar pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kerusakan jaringan.

  • Ekstravasasi: Ekstravasasi adalah kebocoran obat-obatan yang mengiritasi atau toksik ke jaringan di sekitar pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah.

  • Emboli Udara: Emboli udara terjadi ketika udara masuk ke dalam aliran darah melalui infus. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke atau serangan jantung.

  • Reaksi Alergi: Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi terhadap obat-obatan atau cairan infus.

  • Tromboflebitis: Tromboflebitis adalah pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kemerahan di sekitar lokasi infus.

Perawatan Infus di Rumah Sakit

Perawatan infus yang tepat penting untuk mencegah komplikasi dan memastikan pemberian obat atau cairan yang efektif. Perawatan infus meliputi:

  • Pemantauan Lokasi Infus: Petugas kesehatan akan memantau lokasi infus secara teratur untuk tanda-tanda infeksi, phlebitis, infiltrasi, atau ekstravasasi.

  • Menjaga Kebersihan Lokasi Infus: Lokasi infus harus dijaga tetap bersih dan kering. Petugas kesehatan akan mengganti balutan secara teratur.

  • Mengganti Selang Infus: Selang infus harus diganti secara teratur untuk mengurangi risiko infeksi.

  • Mengatur Aliran Cairan Infus: Petugas kesehatan akan mengatur aliran cairan infus sesuai dengan resep dokter.

  • Memberikan Obat Sesuai Jadwal: Petugas kesehatan akan memberikan obat melalui infus sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

  • Mengedukasi Pasien: Petugas kesehatan akan mengedukasi pasien tentang perawatan infus dan tanda-tanda komplikasi yang harus diwaspadai. Pasien harus diberitahu untuk segera melaporkan setiap nyeri, pembengkakan, kemerahan, atau kebocoran di sekitar lokasi infus kepada petugas kesehatan.

  • Dokumentasi: Semua aspek perawatan infus, termasuk jenis cairan infus, dosis obat, laju aliran, dan kondisi lokasi infus, harus didokumentasikan secara akurat dalam rekam medis pasien.

Dengan memahami alasan, prosedur, manfaat, risiko, dan perawatan yang terlibat dalam infus di rumah sakit, pasien dan keluarga dapat lebih siap dan berpartisipasi aktif dalam perawatan mereka. Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan petugas kesehatan sangat penting untuk memastikan pengalaman infus yang aman dan efektif.